Benarkah Shopping Membuat Bahagia?

Rabu, 18 Januari 2012


Shopping alias berbelanja menjadi kegiatan yang digemari kalangan wanita. Selain untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, shopping meski hanya sekedar berkeliling di mal menjadi pilihan banyak orang untuk mengembalikan mood-nya. Aktivitas yang disebut juga dengan retail therapy ini bahkan kepuasannya disejajarkan dengan seks. Para peneliti dari Universitas Westminster di London, Inggris, menemukan bahwa pada perempuan, aktivitas shopping mengaktifkan area tertentu di otak yang juga akan aktif saat sedang berhubungan seks.

“Shopping menyebabkan kita berinteraksi dengan dunia dan mengeksplorasi ketertarikan. Membeli barang yang kita sukai juga menggambarkan kita menghargai diri sendiri,” kata April Lane Benson, penulis buku To Buy or Not to Buy: Why We Overshop and How to Stop.
Ia menjelaskan, kegiatan berbelanja seharusnya dilakukan secara sadar. Tanyakan pada diri secara jujur apakah kita memiliki waktu, energi, uang, dan pengalihan emosi. “Shopping seharusnya tidak dipakai untuk mengisi kekosongan di hati. Cara ini tak akan berhasil dan akan menjauhkan kita dari kesadaran apa yang sesungguhnya dibutuhkan dan cara mendapatkannya,” katanya. Walau pun shopping bisa mendatangkan bahagia, tapi jika hanya meninggalkan utang kartu kredit, kebahagiaan itu tak akan bertahan lama. Apalagi, sebagian besar orang membeli barang-barang yang tidak dibutuhkannya. “Ingatlah bahwa kita tak akan pernah merasa cukup pada apa yang sebenarnya tidak dibutuhkan,” katanya. (tribunnews.com, 13/1/2012)
Komentar:
Dalam ekonomi kapitalis, dikatakan bahwa barang dan jasa akan memiliki nilai guna apabila dibutuhkan, sehingga produsen barang dan jasa akan mendorong konsumen agar keinginan menjadi kebutuhan.  Untuk itu produsen akan membuat iklan yang menarik agar orang-orang yang sebenarnya tidak butuhpun menjdi butuh.  Bagi yang tidak punya uang bisa beli dengan kredit atau bahkan didorong untuk memiliki kartu kredit.  Dus, hidup dikondisikan bergelimang utang.  Jika demikian akankah hidup akan bahagia? Tidak ada orang di dunia ini yang hidup bahagia dengan dikejar-kejar utang, meski bisa melarikan diri.  Dalam sebuah hadist Rasulullah saw bersabda bahwa sebaik-baik Islamnya seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna.  Jika seseorang banyak membelanjakan uang untuk barang-barang yang sebenarnya tidak perlu, sampai  hutangnya menumpuk dan menjadikan hidupnya tidak bahagia, maka perbuatan tersebut menurut Islam wajib dihindari.  Mensyukuri apa yang ada yang telah diberikan Allah SWT,tentu jauh lebih membahagiakan daripada semua yang diinginkan terpenuhi , tapi dari berhutang.

0 komentar:

 
 
 

Free Ebook Down Load

score blog

survey

 
Copyright © dakwah tiada henti