Sebuah tiket yang luar biasa

Senin, 30 April 2012


Setelah Rasulullah menakhlukan negeri Thaif, beliaupun membagi harta ghanimah (Rampasan Perang). Orang-Orang  mualaf Qurais mendapat  jatah besar. Abu Sufyan misalnya Mendapat jatah 100 ekor unta. Putranya, Muawiyyah, Juga mendapat 100 Ekor, bisa kita bayangkan jumlah yang mereka terima. (Anggap 1 ekor unta harganya 12 juta rupiah, maka 200 ekor unta setara dengan 2,4 Miliar rupiah.
Kiranya Wajar kalau kondisi ini mengundang kecemburuan dari kaum Anshar, Muncul isi yan kurang sedap tentang Rosulullah , diantaranya bahwa beliau lebih peduli pada kaumnya, Orang-orang Quraisy . dengan lembut Rasulullah pun berkata kepada kaum Anshar. Salah satu kata beliau pada intinya " wong-wong iki bali karo unto lan wedhuz-wedhuz kuwi, Siro kabeh bali karo Rasul" Piye mileh endi jal sampeyan??

Saudaraku sekalian, jujur saja kalau kita yang mendengar kata Rasulullah, Bagaimana respon kita?Unta 200 ekor setara dengan 2,4M, atau Rasul? Jujur saja kita pilih mana?
Semua itu kiranya taklepas dari persepsi kita tentang islam. Kalau islam itu artinya biasa-biasa saja untuk kita, mengapa tak memilih Harta milyaran itu. Apakah kita maumemilih aGak iSlam?, luMayan isLam?, atau sangat ISLAM?, apa bedanya? Kalau islam SEKEDAR agama diantara sekian banyak agama Untuk apa memilih Rasul? Untuk apa bimbinganya? Kalau tidak pernah kita laksanakan? Kalu islam sekedar sebuah pintu sUrga, diantara banyak pintu surga yang laen, Mengapa pilih Rasul. Kalau jalan keselamatan itu banyak , dan islam hanya salah satunya, buat apa memilih Rasul? Toh ikut tOkOh agama lain sama saja.
Tapi mari kita lihat kaum Anshar, mereka menangis mendengar kata Rasulullah SAW. Rasul ditengah mereka. Rasul membimbing mereka. Mereka terharu. Mereka baru sadar bahwa mendapat karunia luar biasa. Mereka bahagia. Kalau islam biasa-biasa saja buat mereka, buat apa mereka bangga mendengar sabda Rasulullah SAW pasca kalahnya Thaif itu?kalau islam itu biasa-biasa saja buat apa Suhaib A-Rumi (seorang intelektual  yunani), berjalan jauh kearah selatan (ke negri  Arab) untuk menemui Rasulullah dan menyatakan keislamanya dan rela menjadi Orang biasa. Buat apa Salman Al Farisi, (seorang bangsawan kaya raya dari persia (Iran)) rela menghabiskan hartanaya untuk perjalanan kemadinah, sampai-sampai dijalan ia menjadi budak, kemudian menemui Rasulullah SAW, mengucapkan Syahadat, serta mendampingi Rasulullah dalam berbagai peperangan. Kalau islam itu biasa, buat apa Bilal bin Rabbah seorang budak Negro, sampai rela ditindih batu besar detengah teriknya matahari dipadang Gersang dan di cambuki, dalam rangka mempertahankan keislamanya. Kalau islam itu biasa buat apa Abubakar r.a Berhadapan dengan anak kandungnya diperang Badar, sementara Umar bin Khatab r.a berhadapan dengan pamanya, Ali bin Abi Thalib berhadapan dengan Saudara kandungya, kalau islam itu biasa buat apa Ruqayah, putri rasul, sampai bercerai dengan suaminya yang tetap kafir. Kalau islam itu biasa buat apa Ibu Irene Handono rela berpisah sekaligus dibenci oleh keluarganya dan hidup dengan komunitas baru. Kalau islam itu biasa, buat apa muallaf dieropa rela menemui kesulitan hidup yang sangat menyesakkan dalam awal masa-masa mereka masuk islam.
Islam itu tidak biasa. Islam adalah satu-satunya Tiket menuju Surga-Nya.

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
Oleh : Muhammad shoim
Dari pengetahuan Musrifnya

0 komentar:

 
 
 

Free Ebook Down Load

score blog

survey

 
Copyright © dakwah tiada henti